Diperkirakan Tahun 2017 Bogor Kehabisan Lahan Pertanian

Bogor, gesitnews.com- Seiring pekembangan pembangunan di wilayah Kota Bogor yang megakibatkan terkikisna lahan pertanian yang disulap menjadi bangunan-bangunan baik gedung perkantoran hingga perumahan, hal ini di khawatirkan akan mengikis keberadaan lahan pertanian yang ada di Kota Bogor, sebab bila di perhatikan laju pertumbuhan pembangunan di Kota Bogor yang memaksa pembukaan lahan pertanian menjadi daerah Industri dan perumahan rakyat.


Pada tahun 2006 lahan pertanian di Kota Bogor hanya tersisa 2.006 Hektar dan bila di analisa ke tahun 2013 ahan pertanian hanya tersisa 756 hektar yang berarti pengurangan lahan pertanian sekitar 1.250 hektar dan pada tahun 2017 dipastikan lahan pertanian ini akan terkikis habis. Hal ini di ungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Ketersediaan dan Kerawanan Pangan pada Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kota Bogor, Ir. Wawan Trisnawan.MBA,MM kepada wartawan Rabu (19/06).

Saat ini potensi petanian yang tinggal beberapa persen itu hanya berada di wilayah Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Barat dan itupun sudah banyak menjadi pembangunan perumahan mewah, jika pada tahun 2006 telah kehilangan banyak lahan pertanian yang telah berubah menjadi pemukiman dan pertokoan bagai mana dengan 17 tahun kedepan, ancamannya Kota Bogor akan menjadi salah satu penduduk konsumsi bukan produksi dan ini harus menjadi perhatian pemerintah Kota Bogor uantuk mendapatkan solusi terbaik.

Solusinya adalah kedepan Pemerintah Kota Bogor harus membangun sebuah Perusahaan Daerah (PD) yang dimana PD ini akan menanggulangi pertanian dengan di oleh Pemkot, misalnya 1 hektar sawah yang di kelolah oleh beberapa petani,hal ini yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) bandung dimana lahan yang dibeli oleh Pemkot dan dikelolah oleh PD sehingga lahan pertanian tersebut tetap tersedia walaupun terdesak oleh pembangunan perkotaan.

"Ini merupakan suatu upaya pemkot dalam mempertahankan lahan pertanian dari tergerusnya arus pembangunan perkotaan oleh perumahan dan perkantoran, sehingga ketersediaan produksi pertanian, Padi, Palawija dn lain sebagainya tetap terjaga,"katanya.

Pengurangan lahan pertanian itu sendiri dipicu oleh mahalnya biaya pertania dewasa ini yang membuat petani harus melepaskan lahan pertaniannya, karena dikalkulasikan biaya produksi yang mereka keluarkan tidak sebanding dengan hasil panen yang mereka dapatkan. Permaslahan ini menjadi dilemma tersendiri bagi petani ketika masih adapun yang mempertahankan lahan pertaniannya meraka harus berhadapan dengan mahalnya Bibit, obat-obatan, pupuk dan sebagainya.

"Biasanya situasi ini tidak akan bertahan lama yang akhirnya ketika ada penawaran tertinggi oleh developer atas lahan tersebut tetap akan di jual oleh petani, yang merubah pola hidup petani tersebut yang tadinya memproduksi menjadi pemgonsumsi. situasi inilah yang kita khawatirkan pada tahun-tahun berikutnya makin lama makin berkurannya lahan pertanian terkait tingkat kebutuhan masyarakat lebih tinggi dari produktifitasnya," uangkapnya.

Reporter: Sumburi/Ibrahim










sumber: #gesitnews
Previous
Next Post »